Bab 1
Fungsi Sosiologi Untuk Mengenal Gejala Sosial Di Masyarakat
Tujuan Pembelajaran
- Menjelaskan Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial
- Menjelaskan Realita sosial sebagai objek kajian
- Menjelaskan kehidupan sosial sebagai objektifitas dan
- Mengidentifikasi gejala sosial (tindakan individu, tindakan kolektif, pengelompokan sosial, interaksi antar individu dan kelompok sosial dalam masyarakat)
A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
Ada banyak atribut yang diberikan kepada manusia di antaranya adalah manusia sebagai mahluk bersejarah dan manusia sebagai mahluk berbudaya. sebagai mahluk bersejarah, menurut dilthey, manusia secara esensial berevolusi dan berkembang. hal ini terjadi di dalam masyarakat. sebagai makhluk sejarah, manusia menciptakan sejarahnya dan juga dapat menciptakan sejarah dunia, seperti ir soekarno sebagai salah satu penggagas gerakan non blok. sebagai mahluk berbudaya, manusia mengembangkan potensi dirinya, berinteraksi dan mengelola lingkungannya. kemampuan ini menghasilkan kebudayaan. atribut-atribut yang diberikan kepada manusia seperti ini tidak dapat di lepaskan dari hakikat manusia seagai mahluk individu dan sosial
Manusia sebagai Makhluk Individual
Kata 'individu' mempunyai makna yang berbeda dengan individualisme dan individualis, Individualisme adalah paham yang mementingkan hak perseorangan di samping kepentingan masyarakat atau negara. Individualis adalah sikap yang mementingkan diri sendiri.
Sebagai makhluk individu, manusia memiliki kepribadian yang unik. Dia memiliki penampilan fisik, kemampuan, kebutuhan, perasaan dan sikap yang berbeda dengan sesamanya. Keunikan ini dapat dilihat ketika seseorang bereaksi terhadap situasi dalam hidupnya. Coba perhatikan diri Anda. Apakah penampilan fisik Anda sama dengan penampilan fisik teman atau saudara kandung Anda? Apakah kemampuan Anda sama dengan kemampuan teman atau saudara kandung Anda? Apakah kebutuhan Anda sama dengan kebutuhan teman atau saudara kandung Anda? Apakah perasaan dan sikap Anda sama dengan perasan dan sikap teman atau saudara kandung Anda dalam menghadapi suatu peristiwa?
Kata individu dalam konsep manusia mau menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang otonom. Sebagai makhluk yang otonom, manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya dan bertanggungjawab atas pilihannya itu. Tahukah Anda contohnya?
Bagi kita kesadaran bahwa manusia merupakan individu yang unik hendaknya mendorong kita semua untuk dapat saling bertoleransi, hidup dan bekerja bersama dengan damai dalam masyarakat. diri kita Dengan dan menerima menyadardiri perbedaan individu, kita akan dapat mengetahui memahami perbedaan memahami individu, masalah kita orangjuga
kita dengan lebih baik. Dengan bisa memberikan perhatian kepada orang lain, lain dan mencoba untuk mentolerir mereka.
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Selain sebagai makhluk individu, manusia juga makhluk sosial. Menurut Aristoteles, manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial. Dia tidak akan memperoleh keutamaan dan menjadi baik jika dia tidak mempunyai teman dan terasing dari masyarakatnya. Menurutnya, manusia harus hidup dalam masyarakat. Di dalam hidup bermasyarakat, kita harus menunjukkan sikap sosial yang positif. Bentuk sikap sosial yang positif antara lain adalah tenggang rasa, kerjasama, dan solidaritas. Apakah sikap seperti ini sudah Anda tunjukkan dalam hidup sehari-hari?
Selain itu, kita juga hendaknya memiliki sikap toleransi. Toleransi menunjuk pada adanya suatu kerelaan untuk menerima kenyataan adanya orang lain yang berbeda. Tentu saja sikap ini perlu kita tunjukkan agar kehidupan sosial benar-benar dapat kita bangun dengan baik. Kehidupan sosial sangat kita butuhkan. Sejak lahir seseorang sudah membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan ini mengarahkan manusia untuk hidup bersama dengan orang lain.
Dalam kebersamaan itu manusia saling menjalin interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Ketika interaksi sosial berlangsung, gejala-gejala sosial ditemukan.
B. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU SOSIAL
Pengertian Sosiologi
Istilah sosiologi pertama sekali digunakan oleh Auguste Comte (1798-1857). Comte menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah. Comte mengusulkan studi sosiologi dalam dua bagian utama, yakni statika sosial dan dinamika sosial. Dalam statika sosial, subjek penelitian adalah bagaimana masyarakat saling terkait. Dinamika sosial berhubungan dengan masyarakat keseluruhan sebagai unit analisis dan menjelaskan bagaimana mereka berkembang dan berubah melalui waktu.
Sosiologi sebagai ilmu tentang gejala sosial juga disampaikan oleh Pitirim A. Sorokin. Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Misalnya, antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, serta masyarakat dan politik. Selain itu, sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala nonsosial. Misalnya, gejala geografisdan gejala biologis. Sosiologi juga mempelajari ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial.
Terkait dengan gejala sosial yang menjadi objek kajian sosiologi, Manheim mengatakan ada tiga jenis sosiologi. Ketiga jenis sosiologi itu adalah sosiologi sistematis atau umum, sosiologi komparatif, dan sosiologi struktural. Sosiologi sistematis atau umum berkaitan dengan kondisi, faktor, dan efek dari kehidupan sosial yang cenderung berulang dalam situasi budaya dan sejarah yang paling beragam. Tujuan sosiologi sistematis adalah menemukan elemen dasar dari gejala sosial dan konsep dasar melalui mana gejala sosial dapat digambarkan secara universal. Sosiologi komparatif mempertimbangkan kondisi, faktor, dan efek yang menentukan bagaimana gejala sosial bervariasi dalam sejarah masyarakat yang berbeda. Sementara itu, sosiologi struktural bertujuan meneliti elemen dasar masyarakat dan manifestasi historis mereka yang berbeda. Sosiologi struktural bertujuan memberikan analisis semua gejala sosial struktural yang dapat didefinisikan oleh sosiolog. Gejala-gejala sosial ini, menurut Durkheim, harus dipahami sebagai fakta obyektif di luar kehidupan subjektif dari individu.
Objek Sosiologi
Sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius (bahasa Latin) Istilah berarti 'kawan' dan logos (bahasa Yunani) berarti 'kata' atau 'berbicara'. Dengan demikian, sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat.
Sebagai bagian dari ilmu sosial, objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Kata masyarakat berasal dari akar kata Arab, musyarak, artinya 'bersamasama'. Istilah masyarakat dalam bahasa Inggris adalah society. Kata society berasal dari bahasa Latin socius, yang berarti 'kawan'.
Ada berbagai pandangan tentang masyarakat. Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar. Mereka mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama..
Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan studinya pada:
- hubungan timbal balik antara manusia satu dan manusia lainnya;
- hubungan antara individu dan kelompok;
- hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya; dan
- proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat.
Masyarakat sebagai objek studi sosiologi merujuk pada sejumlah manusia yang telah sekian lama hidup bersama. Mereka juga telah menciptakan berbagai peraturan pergaulan hidup. Ada beberapa unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.
1.Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama. Di dalamnya, manusia saling mengerti, merasa, dan mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari hidup bersama itu.
2. Memiliki sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam masyarakat.
3. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu kesatuan.
4. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu sistem hidup bersama, yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.
Sosiologi dan Pengetahuan Umum(Common Sense)
Sosiologi meneliti berbagai hal yang diketahui kebanyakan orang. Setiap orang yang menjadi bagian dari masyarakat punya pengetahuan dan pengertian tentang keluarga, sistem pendidikan, pekerjaan, media massa dan kejahatan. Hal ini membuat banyak orang berasumsi bahwa topik-topik yang dipelajari para sosiolog dan penjelasan yang mereka diberikan sekadar "pengetahuan umum" (common sense) saja, hal-hal yang 'semua orang juga sudah tahu'.
Hal ini justru asumsi yang salah. Riset sosiologi telah membuktikan bahwa banyak berbagai hal serta penjelasan yang dianggap umum (common sense) justru salah. Hal bahwa tidak ada kemiskinan nyata di dunia maju; bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam kehidupan; bahwa laki-laki secara alamiah lebih kuat dibanding wanita-hal-hal ini telah dipertanyakan melalui penelitian sosiologi. Pengujian ulang atas pandanganpandangan umum itu menjadi perhatian dari sosiologi.
Masalah lebih lanjut dari penjelasan berdasarkan pengetahuan umum (common sense) berkaitan erat dengan kepercayaan dari suatu masyarakat pada periode tertentu. Masyarakat yang berbeda memiliki pengetahuan umum berbeda pula. Suku Indian Hopi memiliki common sense mengenai penyebab hujan yang berbeda dengan kita-mereka melakukan tarian hujan untuk meminta hujan dari para dewa. Coba Anda perhatikan kebiasaankebiasaan masyarakat Anda dalam menghadapi gejala alam. Berbedakah kebiasaan itu dengan kebiasaan masyarakat lain?
Tidak semua temuan sosiolog menggusur pengetahuan umum. Hasil karya para sosiolog telah berkontribusi pada pembentukan pengertian umum di masyarakat. Contohnya, pengetahuan umum yang diperoleh kebanyakan orang mengenai berubahnya konsep keluarga di negara maju seperti Inggris, dengan bertambahnya perceraian dan orangtua tunggal, umumnya berkat hasil kerja para sosiolog. Walau demikian, sosiologi memiliki perbedaan dari pengetahuan umum pada dua hal penting, yaitu sebagai berikut.
Para sosiolog menggunakan imajinasi sosial. Ketika meneliti rutinitas kehidupan sehari-hari keluarga, para sosiolog melihatnya lewat cara dan pandangan berbeda. Mereka bertanya apakah beberapa hal benar-benar terjadi sesuai common sense orang-orang. Para sosiolog menguji ulang asumsi-asumsi yang telah ada dengan mempelajari bagaimana hal-hal itu terjadi di masa lalu, bagaimana perubahan terjadi, apa yang berbeda antarmasyarakat, dan bagaimana perubahannya di masa depan.
Para sosiolog melihat bukti-bukti dari suatu isu sebelum membuat kesimpulan. Penjelasan dan kesimpulan yang dihimpun sosiolog disusun berdasarkan bukti-bukti akurat yang dikumpulkan melalui riset menggunakan prosedur penelitian yang mapan.
Sosiologi sebagai limu Pengetahuan
Dalam uraian sebelumnya kita telah membahas objek dan kajian serta pokok bahasan sosiologi. Namun, apakah sosiologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan? Pengetahuan muncul karena ada rasa ingin tahu tentang hal-hal dalam kehidupan yang terjadi di masyarakat. Hal ini dapat saja dengan mulai mengamati gejala sosial di masyarakat.
Tidak semua pengetahuan merupakan ilmu. Hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran saja yang dapat disebut ilmu pengetahuan (science). Sistematis berarti ada urutan-urutan tertentu yang bisa menggambarkan garis besar apa yang ada dalam sebuah pengetahuan.
Penyelidikan harus berdasarkan metode-metode ilmiah. Dengan demikian setiap ilmu pengetahuan memiliki beberapa unsur pokok yang tergabung dalam satu kebulatan yaitu pengetahuan (knowledge), tersusun secara sistematis, menggunakan pemikiran dan dapat diselidiki oleh orang lain atau umum (objektif). Oleh karena itu, sosiologi sebagi ilmu pengetahuan memiliki fungsi untuk mengkaji gejala sosial di masyarakat.
Dengan demikian, sosiologi juga merupakan ilmu sosial.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan. Adapun ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut.
1.Sosiologi bersifat empiris. Sosiologi tidak spekulatif dan hanya menggunakan akal sehat. Sosiologi melakukan kajian tentang masyarakat berdasarkan hasil observasi.
2.Sosiologi bersifat teoretis. Sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi adalah kerangka dari unsur-unsur yang didapat dari observasi, disusun secara logis. Tujuannya juga menjelaskan hubungan sebab akibat.
3.Sosiologi bersifat kumulatif. Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori lama.
4. Sosiologibersifat nonetis. Sosiologi tidak mencari baik buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis. Itulah sebabnya para sosiolog tidak bertugas untuk mengomentari dan menilai baik buruknya tingkah laku sosial suatu masyarakat.
Tokoh pertama yang meletakkan sosiologi sebagai ilmu adalah Emile Durkheim. Durkheim menyatakan bahwa sosiologi memiliki objek kajian yang jelas, yaitu fakta sosial. Sementara untuk metodologi Durhkeim mengemukakan konsep bebas nilai (value free). Menurut konsep ini, seorang sosiolog dalam melakukan penelitian terhadap masyarakat perlu melakukan batasan antar aobjek yang diteliti dan peneliti. Seperti layaknya ilmu alam, Durhkeim melihat masyarakat sebagi sebuah laboratorium raksasa dan para sosiolog adalah ilmuwan yang mengamati dan bereksperimen sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Metode Ilmiah
Sosiologi mengenal dua macam metode ilmiah, yakni metode kualitatif
dan kuantitatif.
1.Metode kualitatif mengutamakan cara kerja dengan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan penilaian terhadap data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila subjek penelitian tidak dapat terukur.
2. Metode kuantitatif mengutamakan keterangan berdasarkan angkaangka atau gejala-gejala yang diukur dengan skala, indeks, tabel, atau uji statistik.
Sementara itu, langkah-langkah utama dalam sebuah penelitian sosiologi adalah sebagai berikut.
- Mengidentifikasi masalah.
- Merumuskan masalah dan menentukan ruang lingkup penelitian.
- Merumuskan hipotesis yang relevan dengan masalah yang diajukan.
- Memilih metode pengumpulan data.
- Mengumpulkan data.
- Menafsirkan data.
- Membuat kesimpulan.
Metode-metode di atas dapat dijadikan acuan untuk mengkaji gejala sosial yang terdapat di masyarakat, sehingga melalui pengamatan yang seksama anda telah melakukan penelitian secara sederhana. Anda akan memahami bagaimana kondisi masyarakat setelah Anda melakukan penelitian melalui pengamatan, observasi , wawancara, dan sebagainya.
Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Lain
Seorang sosiolog sama seperti psikolog, antropologi ilmuwan politik, ahli ekonomi, dan ilmuwan sosial lainnya, mempelajari perilaku sosial dan perubahan sosial. (Andersen, 2007). Perbedaan antara sosiologi dan disiplin ilmu lainnya tidak dalam topik yang masing-masing penelitian, tetapi dalam perspektif disiplin masing-masing terhadap objek kajiannya. Psikolog, misalnya, melakukan analisis perilaku individu. Sementara itu, unit analisis seorang sosiolog adalah masyarakat. Orang cenderung berpikir perilaku seseorang selalu berasal dari kepribadian dan motivasi yang berbeda. Dari sudut pandang sosiologis, penjelasan psikologis tidak salah, hanya kurang lengkap. Sosiolog menjelaskan bahwa perilaku masyarakat timbul tidak hanya dipengaruhi oleh motif dan sikap internal seseorang, tetapi juga dari konteks sosial di mana orang hidup.
Seorang sosiolog juga belajar budaya seperti seorang antropolog.antropologi adalah studi tentang budaya manusia. Seorang antropologmeinat budaya sebagai dasar bagi masyarakat, mempelajari bagaimana orang hidup dalam budaya yang berbeda dan bagaimana budaya berkembang. Sementara itu, seorang sosiolog melihatnya sebagai bagian dari sistem sosial lainnya yang bersama-sama membentuk masyarakat. Umumnya, sosiolog lebih cenderung untuk mempelajari masyarakat di mana mereka menjadi bagiannya. Antropologenderung untuk mempelajari budaya yang jauh dan terpencil. Seorang sosiolog tertarik pada semua lembaga sosial yang ada di masyarakat. Sementara itu, Ilmuwan politik dan ekonom mempelajari lembaga sosial tertentu yang membentuk perilaku politik dan ekonomi masing-masing. Ilmu politik adalah studi tentang politik, termasuk perilaku politik, filsafat politik, dan organisasi pemerintah dan partai politik.Ekonomi mendalami produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa.
Sosiologi berbeda dengan sejarah. Sosiologi memerhatikan proses kemasyarakatan yang timbul dari hubungan antarmanusia dalam situasi berbeda. Sementara itu, sejarah mengamati berbagai kejadian atau peristiwa yang dialami manusia pada masa silam dan mencari hubungan antara peristiwa-peristiwa tersebut.
Dalam penelitiannya, sosiologi sama seperti ilmu sosial yang lain juga menggunakan angka-angka matematis, seperti data statistik, sebagai salah satu alat analisis.
Peran dan Fungsi Sosiologi
Dalam setiap bidang ilmiah terdapat perbedaan antara ilmu murni dan ilmu terapan. Ilmu murni (pure science) merupakan pencarian pengetahuan. Segi penggunaan praktisnya tidak menjadi perhatian utama. Sementara itu, ilmu terapan (applied science) merupakan pencarian cara-cara untuk menggunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan masalah praktis. Seorang sosiolog yang melakukan penelitian tentang struktur sosial suatu masyarakat pedesaan, sedang bekerja sebagai seorang ilmuwan murni. Akan tetapi, ketika penelitian itu diteruskan dengan studi tentang cara mencegah feodalisme di daerah pedesaan itu, maka penelitian tersebut menjadi ilmu terapan.
Bila diteliti secara mendalam, sosiologi merupakan ilmu murni dan ilmu terapan. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni, karena sosiologi memiliki pengetahuan (knowledge), sistematis, dan objektif. Sosiologi disebut sebagai ilmu pengetahuan terapan karena sosiologi menggunakan cara-cara pengetahuan ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Pengetahuan sosiologi telah diterapkan secara umum. Banyak sosiolog yang bekerja pada instansi-instansi negara maupun menjadi konsultan berbagai perencanaan pembangunan.
Dalam hal ini, fungsi sosiologi sangat dibutuhkan terutama berkaitan dengan penelitian, pengolahan data, dan perencanaan kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat. Kegunaan sosiologi bagi masyarakat adalah sebagai berikut.
1. Untuk pembangunan. Sosiologi berfungsi untuk memberikan data insosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan. Pada tahap perencanaan, hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan sosial. Pada tahap pelaksanaan, hal yang harus dilihat adalah kekuatan sosial masyarakat serta proses perubahan sosial. Sementara itu, pada tahap penilaian, hal yang harus dilakukan adalah analisis terhadap dampak sosial pembangunan.
2. Untuk penelitian. Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik. Di negara yang sedang
berkembang, peran sosiolog sangat dibutuhkan. Dari data yang dihasilkan dari penelitian sosiologis, para pengambil keputusan dapat menyusun rencana penyelesaian suatu masalah sosial. Contohnya adalah cara untuk mencegah kenakalan remaja dan mengatasi masalah pengangguran.
Sebagai ahli ilmu kemasyarakatan, para sosiolog sangat berperan dalam
membangun masyarakat terutama di daerah yang sedang berkembang.
NIP. 199203162023211016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar