Home » » BENTUK BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

BENTUK BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

 Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial

   Setelah kita membahas tentang perubahan sosial, kini kita akan melihat bentuk-bentuk perubahan sosial. Paling tidak, ada delapan bentuk perubahan sosial yang akan kita bahas di sini, yakni bentuk perubahan lambat, perubahan cepat, perubahan kecil, perubahan besar, perubahan yang dikehendaki atau direncanakan, perubahan yang tidak direncanakan, perubahan struktural, dan perubahan proses



1. Perubahan Lambat (Evolusi)

    Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Biasanya, perubahan ini merupakan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Proses perubahan seperti ini dinamakan evolusi. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.


    Ada bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori-teori tersebut digolongkan dalam beberapa kategori berikut.

a. Unilinear Theories of Evolution

    Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapantahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan akhirnya sampai ke tahapan yang sempurna. Pelopor teori ini antara lain adalah Auguste Comte dan Herbert Spencer.

    Variasi dari teori ini adalah Cyclical Theories yang dipelopori Vilfredo Pareto. Pareto berpendapat bahwa masyarakat dan kebudayaannya mempunyai tahap-tahap perkembangan yang membentuk lingkaran, tahap tertentu dapat dilalui secara berulang-ulang. Pendukung lain teori ini adalah Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa masyarakat berkembang melalui tahap-tahap yang masing-masing didasarkan pada suatu sistem kebenaran.

 b. Universal Theory of Evolution

       Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen, baik sifat maupun susunannya.

C. Multilined Theories of Evolution

    Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian tentang pengaruh perubahan sistem mata pencarian dari berburu ke pertanian terhadap sistem kekeluargaan dalam sebuah masyarakat.


2. Perubahan Cepat (Revolusi)

    Perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau sendi-sendi kehidupan masyarakat dinamakan revolusi. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya, revolusi industri di Inggris merupakan perubahan dari proses produksi tanpa mesin menuju tahap produksi dengan menggunakan mesin. Perubahan tersebut dianggap cepat karena dapat mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan dalam yang relatif cepat. Suatu revolusi dapat berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan, seperti revolusi kemerdekaan di Indonesia dan Revolusi Prancis.


Secara sosiologis, persyaratan-persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar suatu revolusi dapat tercapai.


a.Ada keinginan dari masyarakat untuk mengadakan perubahan. Dalam masyarakat, ada perasaan tidak puas terhadap keadaan dan ada keinginan untuk mencapai keadaan yang lebih baik, contohnya Revolusi Prancis.


b.Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan, contohnya revolusi di Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro. c. Ada pemimpin yang dapat menampung keinginan atau aspirasi rakyat dan merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu program kerja.


c.Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologiertentu.


d.Ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaituketika keadaan sudah tepat dan baik untuk mengadakan suatu gerakan. Contohnya, revolusi kemerdekaan yang terjadi di Indonesia adalah suatu momentum yang tepat. Kemerdekaan merupakan keinginan rakyat Indonesia. Hal ini dibarengi dengan munculnya pemimpinyang dapat menampung aspirasi rakyat serta waktu pencetusan yang tepat, yaitu ketika terjadi kekosongan pemerintahan setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945.

3.Perubahan Kecil

    Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya, perubahan mode pakaian tidak akan membawa pengaruh berarti bagi masyarakat secara keseluruhan.


4.Perubahan Besar

    Perubahan besar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti sistem kerja, hakmiliktanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat. Contohnya, urbanisasi ke kota-kota menimbulkan berbagai perubahan, seperti lahan menjadi sempit. Selain itu, timbul pula kesenjangan yang dapat memicu konflik atau perpecahan yang akhirnya bisa berujung pada tahapan disintegrasi sosial.


5.Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan

    Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (planned change) merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan ini dinamakan pelaku perubahan (agent of change), yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.

    Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan perencanaan sosial (social planning). Menurut Thomas dan Znaniecki perubahan yang dikehendaki merupakan suatu teknik sosial yang ditafsirkan sebagai suatu perintah dan larangan. Artinya menetralisir suatu keadaan krisis dengan akomodasi untuk melegalisasikan hilangnya keadaan yang tidak dikehendaki. Proses legalisasi ini dilakukan melalui proses arbitrase. Contohnya, diterapkannya program keluarga berencana (KB) yang bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk agar tercipta keluarga yang sejahtera.


6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan

    Perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak direncanakan (unplanned change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia. Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Contohnya, kecenderungan pelaksanaan upacara adat perkawinan yang bersifat praktis, tidak seperti pesta adat aslinya. Hal ini sebetulnya tidak dikehendaki masyarakat, tetapi karena alasanalasan tertentu, seperti biaya yang mahal dan waktu yang lama, akhirnya masyarakat banyak mengikutinya.

    Dalam kenyataannya, perubahan yang dikehendaki dengan yang tidak dikehendaki mempunyai kaitan yang erat. Contohnya, kemajuan teknologi pertanian seperti penggunaan traktor. Perubahan ini merupakan perubahan yang direncanakan atau dikehendaki. Bagi para petani, kemajuan atau perubahan tersebut sangat menguntungkan karena menghemat tenaga, waktu, dan biaya. Namun, timbul akibat sampingan yang memang tidak dikehendaki masyarakat, seperti memudarnya nilai kebersamaan atau kegotongroyongan warga untuk mengerjakan lahan pertaniannya. Semakin banyak buruh tani yang kehilangan pekerjaannya karena tenaganya telah digantikan oleh mesin.

7.Perubahan Struktural dan Perubahan Proses

    Selain bentuk-bentuk yang telah disebut di atas, perubahan sosial dapat pula dibedakan atas dua bentuk, yakni perubahan struktural dan perubahan proses.

a.Perubahan struktural Pemerintal pusat /otonomi daerah

     Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat. Contohnya, perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi mengakibatkan penambahan wewenang pada daerah yang harus didukung oleh kesiapan pengelolaan daerah.

b.Perubahan proses

    Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya. Contohnya , perubahan kurikulum dalam bidang pendidikan yang sifatnya menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam perangkat atau dalam pelaksanaan kurikulum sebelumnya.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Sample Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate another link velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.
Copyright © blog belajar ilmu sosiologi | Powered by Blogger